Selasa, 10 Desember 2013

Melibatkan Anak Dalam Kegiatan Sehari-hari

Proses belajar Homeschooling yang paling mudah dan murah adalah melibatkan anak-anak dalam kegiatan orangtua. Ada banyak keuntungan yang didapat dengan melibatkan anak-anak dalam kegiatan kita. Salah satunya adalah menanamkan rasa tanggungjawab dan memupuk kemandirian. Yang biasa kami lakukan di rumah adalah dengan melibatkan mereka dalam aktifitas merapikan rumah. Mulai dari merapikan kamar, merapikan mainan, rak buku,dan pakaian.

Kami pun melibatkan mereka dalam kegiatan mencuci pakaian, mencuci piring, mengepel lantai, mencuci karpet, serta kegiatan mengurus tanaman, walaupun untuk tanam-menanam kami pun orangtuanya baru belajar. Namun dengan melibatkan mereka dalam kegiatan tersebut, akhirnya kami pun sama-sama belajar. Alur belajar menjadi sebuah diskusi dan saling berbagi, bukan proses belajar yang menggurui dan merasa paling tahu.

Selain kegiatan rumah tangga, anak-anak juga dilibatkan dalam kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan orangtua. Seperti yang kami lakukan saat terjadi gerhana bulan serta gerhana matahari Mei lalu. Sebagai pengurus di Mesjid tempat kami tinggal, kami biasa membuat surat edaran tentang pelaksanaan sunnah-sunnah seputar gerhana. Kami mengkoordinir kegiatan shalat Kusuf dan Khusuf serta penampungan shadaqah yang dilakukan saat terjadi gerhana.

Ada banyak hal yang dapat kami pelajari melalui kegiatan-kegiatan tersebut, di antaranya :
1. Pembelajaran kemandirian dan penanaman rasa tanggungjawab
Mandiri dan tanggungjawab dapat tumbuh dengan baik jika diawali dengan kepercayaan. Saat orangtua memberikan kepercayaan kepada anak untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan orangtua, saat itulah kepercayaan tersebut tumbuh. Kepercayaan yang ditanamkan orangtua dalam diri anak kemudian menumbuhkan rasa percaya diri serta tanggungjawab yang akhirnya tumbuh dalam kemandirian anak.

Namun, hal tersebut tidak akan tumbuh jika proses anak terlibat dalam kegiatan orangtua diawali dengan paksaan, perintah, bahkan ancaman. Sebaiknya orangtua mengawali proses tersebut dengan ajakan dan kepercayaan penuh terhadap anak. Kepercayaan penuh ditandai dengan minimnya instruksi dan koreksi dan memaksimalkan proses memberi teladan serta dorongan.

2. Eksplorasi berbagai ilmu pengetahuan baru
Kegiatan rumah tangga ataupun kegiatan lainnya merupakan sarana yang paling efektif untuk mengeksplorasi rasa ingin tahu anak. Pada proses kegiatan-kegiatan tersebut anak akan banyak memberikan pertanyaan serta tanggapan. Akhirnya diskusi pun tak dapat terhindarkan. Hal ini membuat anak bukan hanya memperoleh keterampilan namun juga pengetahuan. Proses pembelajaran yang terjadi pun bersifat mengalir, tidak formal, dan tidak terkesan menggurui namun sarat tetap makna karena belajar dilakukan melalui kereleaan dan bersifat menyenangkan untuk anak-anak.

3. Mendekatkan hubungan orangtua-anak serta antar saudara
Kegiatan bersama menuntut anak untuk belajar bekerjasama, saling menghargai, saling memahami, dan saling membantu. Sang kakak akan belajar untuk bersabar saat adiknya terkesan mengganggu pekerjaannya. Dan sang adik belajar untuk menghargai hasil pekerjaan kakaknya. Sang kakak juga belajar menjadi tutor untuk adiknya. Keceriaan yang nampak dalam berkegiatan bersama membuat anak-anak tampak lebih dekat dan akrab. Bagi kami, hal ini cukup mampu mereduksi persaingan dan perseteruan yang biasa terjadi di antara anak-anak.

Selain hal-hal menguntungkan di atas, kami pun dituntut untuk lebih bersabar dalam menjalani proses kegiatan-kegiatan tersebut. Karena terkadang pekerjaan menjadi lebih lama selesai saat anak terus bertanya tentang ini dan itu. Pekerjaan juga seringkali malah bertambah saat anak-anak malah terkesan "mengacaukan", karena hasilnya berantakan. Namun tidak jarang, pekerjaan terasa semakin mudah saat anak-anak sudah mulai terampil mengerjakan. Insya Allah semua kesabaran akan berbuah kekayaan hati.
Wallahu 'Alam bishshawab.

#ODOPfor99days
#day65
#repost


Tidak ada komentar:

Posting Komentar