Sabtu, 29 Oktober 2016

Menjadi Ibu Profesional

Materi kedua di Kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional khusus Koordinator adalah "How To Be Professional Mother". Materi ini membahas tentang karaktristik komunitas Ibu Profesional, mengenai visi dan misi yang diembannya. Ada empat materi utama yang menjadi kurikulum dasar di Ibu Profesional, yaitu Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif, serta Bunda Sholihah. Keempat materi ini bersifat hirarki, sehingga diharapkan semua member Insititut Ibu Profesional dapat menguasainya secara urut dan bertahap. Adapun program matrikulasi kali ini merupakan materi dasar dan awalan bagi mereka yang ingin menjadi bagian dari Institut Ibu Profesional.

Banyak hal berbeda yang saya rasakan dalam program matrikulasi ini, jauh berbeda dengan kuliah online serta kulWAp yang biasa dilaksankaan di IIP. Dalam program matrikulasi keterlibatan kita secara aktif sangat dituntut agar ilmu yang didapat betul-betul dapat diamalkan sehingga menjadi 'ilman nafi'an.

Dalam materi kedua kali ini, Nice Homework (NHW) yang diberikan tidak banyak, tapi cukup membuat banyak member merasa "baper", hihi.. Terkait dengan materi How To Be Profesional Mother, seluruh peserta diminta membuat checklist indikator profesionalisme perempuan dalam tiga ranah, sebagi pribadi, sebagai istri, dan sebagai ibu. Untuk itu kami disarankan bertanya kepada anak dan suami yang akan menentukan indikator-indikatornya.

Saat bertanya kepada anak-anak tentang ummi seperti apa yang mereka inginkan, inilah jawaban polos kedua putri saya. Naura (6th) mengatakan, kalau dia mengharapkan agar umminya selalu ngajak jalan-jalan, terus kalau belajar itu sambil bermain di luar seperti saat permainan treasure hunt. Sedangkan Ira (9th) memilih mengatakannya lewat tulisan. Dalam kertas yang dia sodorkan, dia menulis, ingin ummi yang tidak suka marah dan mencubit...aww *ketahuan masih suka over dalam mengelola emosi...huhu...

Saya bertanya pula pada suami tercinta tentang istri seperti apa yang dia harapkan. Mengenai pemenuhan kewajiban sebagai seorang Ibu, suami saya mengatakan kalau ummi sudah berusaha sebaik-baiknya, tinggal meningkatkan terus upaya mendidik anak dengan baik. Namun, beliau memberikan kritikan dalam pengelolaan rumah tangga, terutama masalah dapur. Ya, memang selama ini saya memilih memprioritaskan anak-anak, dan urusan dapur menjadi nomor kesekian setelah anak-anak selesai. Bahkan, urusan dapur saya masih banyaaak dibantu suami. Awalnya suami memahami kerepotan saya mengurus anak-anak, tapi lama kelamaan mungkin malah saya yang keenakan dibantu terus. Hingga akhirnya malah jadi malas dan kurang perhatian.

Dari ungkapan-ungkapan anak-anak dan suami, saya pun mulai merumuskan indikator profesionalisme khusus untuk saya pribadi.

1. Sebagai individu
Mengupayakan proses muraqabatullah yang lebih baik, checklistnya meliputi :

a. Mendawamkan shalat sunat
b. Proaktif dalam program ODOA (one day one ayat)

2. Sebagai Ibu
- Mengupayakan pengelolaan emosi yang lebih baik
a. Memberikan kecupan dan pelukan setiap hari untuk anak-anak
b. Tidak melakukan kekerasan fisik seperti mencubit saat marah

- Mengupayakan pengelolaan belajar anak yang lebih baik
a. Bersama anak-anak membuat rencana kegiatan harian
b. Menyimpan HP saat bersama anak-anak

3. Sebagai Istri
-Mengupayakan pengelolaan dapur yang lebih baik
a. Memulai aktifitas di dapur sejak anak-anak masih tidur
b. Memilih menu bersama anak

Indikator-indikator tersebut akan diusahakan konsisten selama 30 hari, yang akan dievaluasi setiap minggunya. Semoga Allah senantiasa membimbing kami dalam upaya perbaikan diri ini. Sehingga setiap langkah kami selalu ada dalam naungan ridloNya.

Aamiin

#NHW_2
#MatrikulasiIIPKoordinatorBatch2
#ODOPfor99days
#day104

Kamis, 20 Oktober 2016

Adab Menuntut Ilmu

Tulisan kali ini merupakan pengerjaan tugas dalam perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Sejak 17 Oktober lalu, IIP menyelenggaarakan Matrikulasi untuk semua member dan calon member. Matrikulasi ini dilakukan via Whatsapp. Materi matrikulasi diberikan setiap minggu. Dimana setiap peserta diwajibkan mengerjakan tugas atau disebut dengan Nice Homework (NHW) selama seminggu.

Materi pertama yang diberikan adalah tentang Adab Menuntut Ilmu. Berbicara tentang adab menuntut ilmu, saya teringat perkataan Imam Syafi'i yang pernah saya dapatkan di Pengajian Remaja Mesjid.
Saudaraku, kau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara. Akan kujelaskan kepadamu semuanya: 1. Kecerdasan; 2. Rakus; 3. kesungguhan; 4. Bekal; 5. Petunjuk guru; 6. Waktu yang panjang

Ada empat pertanyaan yang harus dideskripsikan dalam NHW terkait materi tersebut,

1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.

Ilmu yang ingin dan sedang saya tekuni adalah ilmu tentang bagaimana menjadi al-Mar'atush ash-Sholihah. Mencakup sholihah sebagai hamba, sebagai anak, sebagai istri, sebagai ibu, serta sebagai bagian dari anggota masyarakat.

2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.

Sesuai sabda Rasul, bahwa Mar'ah Sholihah adalah perhiasan dunia yang terindah. Maka itulah yang menjadi alasan utama saya menekuni ilmu tersebut.

3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?

Strategi yang saya gunakan adalah, baca, dengar, pahami, amalkan, dan sampaikan. Rujukan utama saya tentulah al-Qur'an dan as-Sunnah. Selain itu beberapa buku terkait wanita sholihah juga menjadi buku wajib baca. Bukan hanya buku, kajian-kajian baik yang bersifat online maupun offline juga saya ikuti, termasuk salah satunya "Matrikulasi IIP".

Setelah baca dan dengar, saya berusaha memahaminya untuk kemudian sedikit demi sedikit diamalkan. Selanjutnya saya menyampaikan kembali ilmu tersebut, karena "sharing is caring", melalui pengajian, diskusi, obrolan, hingga konsultasi.


4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.

Sikap tawadlu terhadap ilmu, sehingga tidak ada perasaan sok tahu karena sudah tahu atau merasa tahu. Juga sikap tawadlu dalam menerima ilmu dari siapapun. Karena sikap tawadlu akan menghasilkan sikap hormat dan memudahkan ilmu terserap dengan baik dalam diri kita.

#NHW_1
#ODOPfor99Days
#Semester2
#day103