Setelah selesai dengan kelas Matrikulasi, kini perkuliahan di Institut Ibu Profesional memasuki tahap Bunda Sayang. Apa yang berbeda di kelas ini? setidaknya ada tiga hal yang dijelaskan oleh Bu Septi sebagai fasilitator, yaitu:
a. Matrikulasi ada NHW di kelas Bunda sayang ada CHALLENGE
b. Matrikulasi melatihkan komitmen dan konsistensi, Kelas Bunda Sayang melatihkan komitmen, konsistensi dan pengamalan ilmu
c. Matrikulasi satu pekan sekali ganti materi, kelas Bunda sayang satu bulan sekali ganti materi
Materi pertama di kelas Bunda Sayang adalah Komunikasi Produktif. Tantangan atau CHALLENGE yang diberikan dari materi tersebut bertema "KOMUNIKASI KELUARGAKU'. Para peserta kuliah Bunda Sayang diminta untuk melakukan family forum setiap hari selama 10 hari kemudian melaporkannya setiap hari pula. Poin utama yang harus dilaporkan adalah menceritakan hal yang paling menarik yang dapat dilakukan dalam berkomunikasi dengan keluarga, selanjutnya perubahan apa yang telah dibuat dalam komunikasi hari ini.
Bagi saya, family forum atau "waktu ngariung" bersama keluarga biasanya sesudah shubuh dan sesudah ashar. Kegiatan utama yang dilakukan saat 'ngariung tersebut adalah tilawah dan hafalan al-Qur'an. Selebihnya biasa kami gunakan untuk ngobrol dan bercanda bersama anak-anak. Jika sesudah shalat shubuh formasi biasanya lengkap minus Bani yang sedang mondok di Pesantren, tapi jika sesudah ashar biasanya minus ayah yang belum pulang dari tempatnya bekerja.
Untuk tantangan Komunikasi Produktif kali ini, saya ingin menggunakannya untuk melatih komunikasi saya terutama dengan Ira, anak kedua saya. Sebagai seorang istri dan Ibu, komunikasi produktif masih menjadi PR terbesar dalam kehidupan saya. Kalimat-kalimat negatif yang cenderung mendikte, memerintah, bahkan kadang mencela masih rentan terjadi dalam diri saya. Dan ternyata betul sekali yang sering dikatakan Bu Septi, anak-anak mungkin tidak paham tapi mereka tidak akan salah mengcopy. Kenyataannya, kecenderungan komunikasi negatif yang kadang masih saya lakukan ditiru "dengan baik" oleh putri terbesar saya Ira. Semakin hari kecenderungan itu semakin nampak. Dan kecenderungan mendikte, mencela, serta memerintah tersebut terutama ditunjukkan pada adik-adiknya. Sungguh sebuah tamparan keras untuk saya agar bisa meminimalisir bahkan mengeliminasi kecenderungan komunikasi tersebut. Namun, kenyataannya saya malah sering terpacu emosi saat Ira menunjukkan pola komunikasi negatif tersebut. Padahal sikap tersebut malah memicu kecenderungan Ira semakin nampak.
Dari kondisi tersebut, saya menantang diri untuk mengisi Challenge pertama Komunikasi Produktif adalah dengan mengurangi pola komunikasi negatif serta bersikap sabar dan tenang saat menghadapi Ira dengan pola komunikasi yang negatif tersebut.
Pada hari pertama, hari Rabu ini, dalam family forum shubuh saya coba awali dengan ngobrol tentang rencana kegiatan anak-anak hari ini sebelum memulai tilawah. Awalnya seperti biasa keluar kata-kata keluhan serta kritikan bahkan celaan dari Ira terhadap rencana adiknya, bahkan dia pun menyalahkan kami saat rencananya di hari kemarin tidak berjalan dengan lancar. Ira sempat menangis kecewa sambil cemberut, saat kami menanyakan tentang apa yang akan dilakukannya hari ini. Bukan rasa optimis malah pesimis dan menyalahkan orang lain karena khawatir rencananya tdk berjalan dengan baik. Saya berusaha untuk tetap tenang saat menghadapinya dengan menahan suara tetap pada intonasi datar. Saya berusaha menerjemahkan harapan Ira untuk rencananya hari ini dalam kalimat yang lebih produktif. Walau awalnya terjadi penolakan pada diri Ira, namun alhamdulillah family forum subuh tadi berakhir dengan baik. Bahkan, selanjutnya Ira bersedia membantu pekerjaan rumah terlebih dahulu sebelum memulai aktifitas pribadinya.
Secara keseluruhan hari ini, saya mulai bisa mengurangi kalimat negatif terhadap anak-anak dengan tetap berusaha tenang dan mengambil nafas dalam menghadapi sikap negatif yang mereka tampilkan. Walau saat tadi siang, sepulang dari Pramuka HS dengan kondisi lelah dan lapar, emosi sempat meninggi ketika menghadapi Naura yang mulai bersikap negatif.
Semoga pengalaman hari ini, bisa menjadi motivasi untuk esok yang lebih baik. Aamiin
#hari1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
a. Matrikulasi ada NHW di kelas Bunda sayang ada CHALLENGE
b. Matrikulasi melatihkan komitmen dan konsistensi, Kelas Bunda Sayang melatihkan komitmen, konsistensi dan pengamalan ilmu
c. Matrikulasi satu pekan sekali ganti materi, kelas Bunda sayang satu bulan sekali ganti materi
Materi pertama di kelas Bunda Sayang adalah Komunikasi Produktif. Tantangan atau CHALLENGE yang diberikan dari materi tersebut bertema "KOMUNIKASI KELUARGAKU'. Para peserta kuliah Bunda Sayang diminta untuk melakukan family forum setiap hari selama 10 hari kemudian melaporkannya setiap hari pula. Poin utama yang harus dilaporkan adalah menceritakan hal yang paling menarik yang dapat dilakukan dalam berkomunikasi dengan keluarga, selanjutnya perubahan apa yang telah dibuat dalam komunikasi hari ini.
Bagi saya, family forum atau "waktu ngariung" bersama keluarga biasanya sesudah shubuh dan sesudah ashar. Kegiatan utama yang dilakukan saat 'ngariung tersebut adalah tilawah dan hafalan al-Qur'an. Selebihnya biasa kami gunakan untuk ngobrol dan bercanda bersama anak-anak. Jika sesudah shalat shubuh formasi biasanya lengkap minus Bani yang sedang mondok di Pesantren, tapi jika sesudah ashar biasanya minus ayah yang belum pulang dari tempatnya bekerja.
Untuk tantangan Komunikasi Produktif kali ini, saya ingin menggunakannya untuk melatih komunikasi saya terutama dengan Ira, anak kedua saya. Sebagai seorang istri dan Ibu, komunikasi produktif masih menjadi PR terbesar dalam kehidupan saya. Kalimat-kalimat negatif yang cenderung mendikte, memerintah, bahkan kadang mencela masih rentan terjadi dalam diri saya. Dan ternyata betul sekali yang sering dikatakan Bu Septi, anak-anak mungkin tidak paham tapi mereka tidak akan salah mengcopy. Kenyataannya, kecenderungan komunikasi negatif yang kadang masih saya lakukan ditiru "dengan baik" oleh putri terbesar saya Ira. Semakin hari kecenderungan itu semakin nampak. Dan kecenderungan mendikte, mencela, serta memerintah tersebut terutama ditunjukkan pada adik-adiknya. Sungguh sebuah tamparan keras untuk saya agar bisa meminimalisir bahkan mengeliminasi kecenderungan komunikasi tersebut. Namun, kenyataannya saya malah sering terpacu emosi saat Ira menunjukkan pola komunikasi negatif tersebut. Padahal sikap tersebut malah memicu kecenderungan Ira semakin nampak.
Dari kondisi tersebut, saya menantang diri untuk mengisi Challenge pertama Komunikasi Produktif adalah dengan mengurangi pola komunikasi negatif serta bersikap sabar dan tenang saat menghadapi Ira dengan pola komunikasi yang negatif tersebut.
Pada hari pertama, hari Rabu ini, dalam family forum shubuh saya coba awali dengan ngobrol tentang rencana kegiatan anak-anak hari ini sebelum memulai tilawah. Awalnya seperti biasa keluar kata-kata keluhan serta kritikan bahkan celaan dari Ira terhadap rencana adiknya, bahkan dia pun menyalahkan kami saat rencananya di hari kemarin tidak berjalan dengan lancar. Ira sempat menangis kecewa sambil cemberut, saat kami menanyakan tentang apa yang akan dilakukannya hari ini. Bukan rasa optimis malah pesimis dan menyalahkan orang lain karena khawatir rencananya tdk berjalan dengan baik. Saya berusaha untuk tetap tenang saat menghadapinya dengan menahan suara tetap pada intonasi datar. Saya berusaha menerjemahkan harapan Ira untuk rencananya hari ini dalam kalimat yang lebih produktif. Walau awalnya terjadi penolakan pada diri Ira, namun alhamdulillah family forum subuh tadi berakhir dengan baik. Bahkan, selanjutnya Ira bersedia membantu pekerjaan rumah terlebih dahulu sebelum memulai aktifitas pribadinya.
Secara keseluruhan hari ini, saya mulai bisa mengurangi kalimat negatif terhadap anak-anak dengan tetap berusaha tenang dan mengambil nafas dalam menghadapi sikap negatif yang mereka tampilkan. Walau saat tadi siang, sepulang dari Pramuka HS dengan kondisi lelah dan lapar, emosi sempat meninggi ketika menghadapi Naura yang mulai bersikap negatif.
Semoga pengalaman hari ini, bisa menjadi motivasi untuk esok yang lebih baik. Aamiin
#hari1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar