Jumat, 29 April 2016
Dzikirku
Kamis, 28 April 2016
Mendidik Dengan Cinta
Masih dari acara Sejuta Cinta Untuk Indonesia. Kali ini kita akan mendapatkan sentilan ringan namun tajam dari seorang tokoh Parenting di Indonesia yaitu teh Kiki Barkiah. Tema yang beliau bawakan adalah mendidik dengan cinta.
Di awal pembicaraan, beliau memulai dengan pertanyaan yakin sayang & cinta sama anak ? Apa buktinya ? Selanjutnya beliau memaparkan. Kita sebagai orangtua pasti menginginkan kebaikan dunia & akhirat untuk anak, tapi kenyataannya perhatian orang tua lebih dominan pada perkara dunia.
Komunikasi yang dibangun dengan anak hanya seputar :
1. Sudah makan belum ?
2. Ada PR ngga di sekolah ?
3. Berapa nilai ulangan nya ?
4. Nilai raport & rangking berapa di sekolah ?
" Mereka mengetahui yang lahir ( tampak ) dari kehidupan dunia, sedangkan terhadap ( kehidupan ) akhirat mereka lalai "
( Q.S. Ar-Ruum : 7 )
▶Didiklah anak untuk mengenal Tuhan nya.
Pertanyaan nya :
♥ sejauh mana kita membangun komunikasi dengan anak tentang Allah ?
♥ adakah dialog tentang Allah di dalam rumah kita ?
Seperti dialog Luqman al-hakim dengan anaknya " wahai anakku ! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar ".
Atau dialog nabi yaqub yang bertanya pada keluarga nya " siapa yang akan kalian sembah sepeninggalku ? "
Jadikan penanaman AKIDAH sebagai isu besar dalam keluarga.
Jika perkara TAQWA tidak menjadi isu keluarga maka...
" Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa "
( Q.S. Az-Zukhruf : 67 )
▶ Memperkenalkan Rasulullah kepada anak sebagai idola & panutannya sejak kecil.
Anak usia 2 tahun memang belum mengerti siapa itu Rasulullah, tapi jika kita sering menceritakan kemuliaan akhlak nya, nanti anak akan mengerti, sosok Rasulullah itu penting.
▶ Hadirkan sosok Rasulullah di rumah, dengan sering membacakan kisah nya, meneladani akhlaknya.
▶ menyiapkan anak menjadi MUKALLAF saat mencapai usia aqil baligh. Siap melaksanakan perintah & larangan Allah, tau hukum halal-haram, faham konsekwensi pahala & dosa.
HATI - HATI !!!
Banyak anak telah mencapai baligh ( matang fisik nya ), tapi tidak matang akal nya.
Anak laki2 fisiknya sudah bisa menghamili, anak perempuan fisiknya sudah bisa hamil...tapi akal mereka belum siap menjadi orang tua ! Kenapa ?
Karena orang tua tidak mempersiapkan anaknya menjadi mukallaf.
Teh Kiki Barkiah lanjut mengajak kita untuk membuktikan cinta kita kepada anak. Karena sayang & cinta itu perlu pembuktian.
Kalau hanya di bibir saja = GOMBAL :-D
Apa bukti cinta orang tua pada anak nya ?
1. MEMPERBAIKI AKHLAK
( sebanding dengan menanam aqidah )
" Hormatilah anak2mu dan perbaikilah akhlak mereka "
( H.R. Ibnu Majah )
Upaya memperbaiki akhlak :
• hormatilah hak mereka
• meluruskan akhlak dengan penuh kesabaran & kelembutan ( Q.S Fushshilat 34-35 )
• Hadirkan sosok Rasulullah sebagai teladan akhlak
• Teladani Rasulullah dalam mendidik anak
• Perbanyak memberi teladan.
1 contoh nyata dari orang tua akan lebih efektif daripada ribuan kata2
• Lembut & tidak kasar
• Tenang & tidak terburu-buru
• Tahan marah
• memperbanyak maaf & tidak memarahi ( Q.S. At-Taghobun 14-15 )
• Marah karena Allah
• Menguasai diri saat marah
• Memilih yang termudah selama tidak termasuk dosa
• Toleransi
• Seimbang & proporsional
• Berprasangka baik pada Allah
• Bersedekah
• Bersabar
• Tegakkan pendidikan dengan hukuman jika perlu, tapi lakukan sesuai batasan Islam
• Doakan anak kita dengan sungguh2
2. MEMPERSIAPKAN MASA DEPAN
" Dan hendaklah takut ( kepada Allah ) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap ( kesejahteraan ) nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar "
( Q.S. An-Nisa : 9 )
Berikan anak informasi, Life skill, Kemandirian. Tidak melulu soal angka2 nilai raport.
KESIMPULAN :
Apa saja yang menjaga mereka ( anak2 ) dari siksa api neraka, maka itulah BUKTI CINTA yang sesungguhnya.
" Wahai orang-orang yang beriman ! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan "
( Q.S. At-Tahrim : 6 )
Semua orang tua bisa berkata
" I 💗 you, Anakku "
Mari BUKTIKAN !!!
Sumber: catatan salah seorang peserta Sejuta Cinta Untuk Indonesia
#ODOPfor99days
#day84
Menebar Manfaat Untuk Umat
Di tengah kesibukan sebagai istri Gubernur dan tugas utamanya sebagai istri dan Ibu dari anak-anaknya, Ibu Netty akhirnya menyempatkan diri untuk hadir dalam acara ini. Beliau datang lebih lambat dari jadwal yang sudah ditentukan. Saat itu acara diskusi sudah dimulai oleh pemaparan materi teh Kiki Barkiah. Karena kehadiran Ibu Netty, teh Kiki Barkiah pun menghentikan dulu materinya untuk memberi kesempatan kepada Ibu Netty menyampaikan speech-nya.
Tidak banyak yang saya ingat dari pemaparan Ibu Netty. Karena beliau juga memang tidak panjang-panjang berbicara. Hanya sekitar 15 menit saja. Namun, ada kesan mendalam dari pemaparan pendek Beliau yang membekas di hati saya.
Sebagai seorang aktifis advokasi ibu dan anak, Ibu Netty banyak memaparkan mengenai kasus-kasus mengenai "kekerasan" terhadap Ibu dan Anak yang kini marak terjadi. Beliau juga banyak memaparkan fenomena sosial yang buruk yang banyak terjadi di masyarakat khususnya Jawa Barat. sebagai provinsi dengan jumlah pendudukan terbesar di Indonesia. Berbagai fenomena yang terjadi di Jawa Barat secara signifikan akan ikut mempengaruh Indonesia secara keseluruhan. Karena menurut Ibu Netty, 20% penduduk Indonesia tinggal di Jawa Barat.
Diantara fenomena yang dipaparkan Bu Netty adalah kasus pelacuran yang banyak dilakukan anak-anak gadis yang berusia belia. Seolah sedang menjadi tren, mereka yang rata-rata baru menginjak SMP, di malam hari banyak yang berprofesi sebagai PSK. Bayaran mereka beragam, mulai dari 150 ribu hingga 250 ribu tergantung penampilan fisik mereka. Semakin cantik penampilannya, maka semakin mahal bayarannya. Mereka beroperasi di kota Bandung dan sekitarnya. Banyak diantara pelanggan mereka adalah turis asing. Karena Bandung kini menjadi salah satu tujuan wisata turis mancanegara. Katanya, dalam semalam jika sedang sepi mereka hanya melayani 4-5 laki-laki, namun jika sedang ramai bisa sampai 11 laki-laki dalam semalam. Na'udzubillahi min Dzalik. Pendapatan mereka kemudian dibagi 40:60 dengan 'Mami" sang Mucikari. Silahkan hitung berapa pendapatan mereka dalam semalam.
Dalam kasus di atas, anak-anak gadis tersebut melakukan perbuatan itu dengan sukarela dan tidak ada paksaan. Inilah salah satu kesulitan para aktifis sosial yang ingin mengadvokasi mereka. Karena banyak di antara mereka sudah merasa nyaman dengan aktifitasnya saat ini. Kasus lain masih terjadi di Jawa Barat, ada seorang pria yang menikahi janda beranak gadis. Setelah menikahi janda tersebut, dia kemudian menikahi anak tirinya. Ironisnya pernikahan itu disetujui oleh sang Ibu yang merupakan istri pertama, bahkan disahkan oleh Kantor Urusan Agama. Innalillahi wa Inna Ilaihi roji'un. Benar-benar sebuah fakta mencengangkan, yang membuat kita terus mengurut dada.
Fenomena yang dipaparkan oleh Bu Netty hanyalah sebagian kecil kondisi nyata yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Kondisi-kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan terjadi pada tetangga, saudara, bahkan mungkin keluarga kita sendiri. Walau itu bukanlah hal yang kita harapkan. Namun, kita harus senantiasa waspada terhadap berbagai kemungkinan. Saatnya kita betul-betul membentengi keluarga kita dengan bangunan yang kuat.
Hal yang paling berkesan bagi saya kemudian adalah penekanan Bu Netty akan pentingnya peran muslimah di masyarakat. Beliau mengungkapkan, kita tidak boleh hanya merasa cukup dengan membentengi keluarga kita saja. Kita tidak boleh merasa tenang, hanya karena melihat anak-anak kita memiliki prestasi yang baik di sekolah, mau menutup aurat, shalatnya baik, hapalannya al-Qur'annya bagus. Itu saja TIDAK CUKUP untuk membuat kita tenang. Bu Netty kemudian membacakan sebuah hadits populer yang artinya,
"Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling bermanfaat bagi umat manusia"Bu Netty mengajak seluruh muslimah yang waktu itu hadir di Aula Dayang Sumbi, ITENAS Bandung untuk sama-sama menyingsingkan lengan baju berbuat untuk masyarakat dan bermanfaat untuk umat. Mari kita evaluasi sudah seberapa besar peran kita di masyarakat. Jangan sampai kita terlena dengan diri kita sendiri sampai melupakan nasib tetangga kita. Jadilah muslimah yang bermanfaat untuk umat sebagai bukti sejuta cinta kita untuk Indonesia.
#ODOPfor99days
#day83
Senin, 25 April 2016
Tahapan Decoupage
- Ira memulai dengan memilih tisu bermotif. Ada banyak motif yang ditawarkan membuat Ira tergiur dengan semuanya. Namun, bagaimanapun juga pilihan tetap harus dilakukan. Akhirnya Ira memilih tisu dengan gambar bajak laut.
- Setelah memilih tisu, Ira diarahkan untuk berimajinasi menentukan akan seperti apa penampakan talenan nantinya. Apakah gambar akan ditempel utuh atau dilakukan kolase. semua tergantung kreasi masing-masing. Adapun Ira memilih untuk menempelkan utuh gambar yang ada di tisu. Kebetulan tisu yang Ira pilih memuat empat gambar kembar. Sehingga, Ira cukup memilih salah satu sisinya saja. Dan masih tersisa tiga sisi lainnya yang bisa digunakan untuk karya yang lain.
- Selanjutnya Ira diajak untuk menentukan warna dasar talenan disesuaikan dengan motif yang dia pilih. Karna motif dasar tisu itu biru muda, maka Ira pun memilih warna dasar biru muda.
- Pengecatan dasar talenan dilakukan menggunakan cat akrilik. Ira mencampur warna biru dengan warna putih hingga didapatkan warna biru muda yang sesuai. Selanjutnya Ira mengecat seluruh dasar talenan beserta pinggirannya.
- Setelah cat kering dibantu dengan hairdryer. Ira melanjutkan langkah berikutnya. Yaitu membubuhkan lem pada bidang yang akan ditempeli tisu dengan rata.
- Setelah lem rata, Ira bersiap menempelkan tisu. Langkah ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak ada kerutan dan tisu dapat menempel dengan sempurna. Selanjutnya tisu dirapihkan dengan cara menempelkan plastik datar di atas tisu, kemudian dirapihkan menggunakan bantuan kartu.
- Langkah selanjutnya, permukaan tisu yang sudah menempel kembali diberi lem untuk memastikan tisu menempel sempurna. Setelah lem dikeringkan dengan bantuan hairdryer, barulah dilakukan tahap akhir. Sebelumnya pinggiran talenan yang terdapat tisu dirapihkan dengan menggunakan amplas.
- Tahap akhir adalah tahap memberikan vernis yang dilakukan paling bagus sampai tiga atau empat kali. Pertama, vernis dibubuhkan di atas gambar dengan menggunakan kuas lalu dikeringkan, idealnya setelah itu permukaan gambar diamplas dengan amplas lembut untuk membersihkan noda, kemudian diberi vernis lagi dan dilakukan kembali langkah yang sama hingga 3-4 kali. Namun, karena sudah cape Ira hanya melakukan tahap ini dua kali tanpa menggunakan amplas karena memang tidak tersedia.
Belajar Decoupage
#day81
Belajar Dengan Flashcard
- Repetition. Mengucapkan dan mengulangi huruf atau kata pada flashcard dengan
lantang dan jelas, tidak terlalu lembut. Dan lebih baik lagi bila susunan
kartu yang guru kenalkan benar-benar diingat atau dibagian belakang
kartu bisa diberi nomor sehingga pengulangannya sempurna, tidak acak.
Maksud repetition adalah, misalnya hari ini mengenalkan “grapes
– banana – peas – apple” maka next session yang di ulang juga
susunanannya diusahakan sama yaitu “grapes – banana – peas – apple”
dan seterusnya. Setelah lebih dari 3 hari, untuk anak yg sudah bisa bicara
ujung-ujung belakang kata, tanya ke mereka, ini apa ya? Dan setelah sudah
“khatam” baru boleh diacak.
- Gunakan target. Jangan kenalkan macam flashcard secara
bersamaan. Contoh: 1 minggu kenalkan dan tamatkan seri kartu A, minggu
depan tamat kartu B dan selanjutnya. Siapkan waktu 20-40 menit per sesi.
- Menciptakan suasana bermain namun serius dan tetap harus menyenangkan.
- mematikan televisi, silent hp, bila perlu tutup pintu kelas
saat kegiatan ini dilakukan, supaya anak fokus.
- Melihat kesiapan anak untuk belajar. Apakah mereka siap untuk belajar
atau tidak. Bila anak rewel, mengantuk, lapar, maka sesi belajar akan
sangat tidak menyenangkan.
Kamis, 07 April 2016
Belajar Desain
Kami termasuk keluarga yang membiarkan anak-anak akrab dengan komputer sejak kecil. Walau demikian, kami tetap mengawal dan membatasi waktu mereka berinteraksi dengan komputer. Kalaupun ada game interaktif, semuanya diupayakan yang bersifat edukatif.
Salah satu program favorit anak-anak saat membuka komputer adalah Microsoft Powerpoint. Karena disana tersedia lanskip yang berwarna dan tool yang mudah mereka gunakan. Sebab lain karena program ini merupakan salah satu program yang sering kami gunakan untuk membuat bahan presentasi selain Microsoft Word untuk mengetik.
Kesenangan mereka menggunakan Ms. Powerpoint membuat mereka terkadang lebih lihai dibandingkan kami. Bahkan, mereka sering mendesain sesuatu melalui program ini. Biasanya desain mereka berbentuk poster.
Maka, saat melakukan hitung mundur Ramadhan lewar timeline FB, saya pun terinspirasi oleh kebiasaan anak-anak menggunakan Powerpoint. Mulai H-98 hingga hari ini H-60, desain poster yang dipajang di timeline FB menggunakan program Powerpoint. Hingga kemudian salah seorang teman menyarankan untuk menggunakan program desain online bertajuk canva.
Program canva ternyata memang mudah digunakan karena ditujukan untuk para amatir yang ingin membuat desain. Fiturnya berbayar, namun banyak juga fitur FREE yang disediakan program ini. Desain yang disediakan juga beragam. Bisa digunakan untuk profil di Media Sosial, Cover di FB, untuk blog dan sebagainya.
Template yang disediakan sangat banyak sehingga memberikan kesempatan kepada kita untuk memilih sesuai keinginan. Setelah kita memilih template yang diinginkan, dengan mudah kita juga dapat mengedit tulisan bahkan gambar yang ada di sana. Saking mudahnya Naura yang baru berumur 5 tahun pun dapat dengan mudah mengopeerasikannya. Gambar-gambar berikut adalah hasil karya Naura melalui program ini.
#ODOPfor99days
#day69
Rabu, 06 April 2016
Karya Ibu-ibu
Jika anda melihat foto profil saya di FB sering berubah-ubah, itu merupakan upaya hitung mundur Ramadhan yang dilakukan oleh kami di Pemudi Persis. Tentang ini sudah pernah saya ceritakan.
Lantas siapakah yang membuat gambar-gambar itu? Mungkin, jika melihat gambar-gambar tersebut anda tidak akan lantas terkagum-kagum, karena kualitasnya sangatlah biasa bahkan mungkin sangat sederhana. Namun, jika anda tahu siapa dan bagaimana perjuangan di balik pembuatan gambar tersebut, barulah anda akan tersenyum bangga.
Gambar-gambar itu dibuat bukan oleh seorang ahli desain atau orang yang paham tentang desain grafis. Gambar-gambar itu dibuat oleh kami para tasykil PP Pemudi Persis yang berstatus Ibu Rumah Tangga. Status itu ditambah dengan latar belakang kami yang beragam. Walau kebanyakan pernah mengenyam pendidikan tinggi, tapi kami tidak pernah berurusan dengan komputer kecuali sekedar mengetik menuliskan tugas saat kuliah dulu.
Pengetahuan kami tentang desain juga tentang komputer sangatlah awam. Namun, karena tekad ingin berdakwah lewat media sosial membuat kami belajar untuk membuka diri dari dunia gaptek. Hasilnya memang belum dikatakan fantastis. Namun, setidaknya walaupun dengan kesibukan seorang "emak rempong", keinginan kami untuk belajar tak pernah lekang.
Tanpa tutorial dari seorang ahli, kami berusaha meraba-raba sendiri. Melalui program Microsoft Powerpointlah gambar-gambar itu dibuat. Sebuah program yang cukup familiar bagi kami dibandingkan photoshop maupun corel draw. Maka taraaa...itulah hasilnya...hihi... Walau bagaimanapun semuanya adalah hasil sebuah perjuangan belajar dari kami, para Ibu yang selalu ingin tahu...cmiww
#ODOPfor99days
#day68
Selasa, 05 April 2016
Bumbu Dasar
- 250 gram bawang merah,
Para Pendukung ODOP
Alhamdulillah ODOP kini memasuki etape terakhir. Walau jatuh bangun, saya bersyukur masih dapat bertahan di sini. Semuanya berkat dukungan berbagai pihak. Terutama cheerleader ODOP sekaligus Ketua Kelas kami, teh Shanty yang selalu menyemangati kami untuk tetap berada di sini.
Pernah terlintas keinginan untuk berhenti mengikuti tantangan ini. Namun, teringat kata-kata teh Shanty, kalau kita menyerah sekarang akan lebih sulit lagi nanti untuk memulai kembali. Karena bayangan bahwa kita pernah gagal akan terus menghantui. Meyakini kata-kata ini, maka walau tersendat-sendat saya terus berusaha untuk hadir di ODOP.
Kemudahan yang dihadirkan di grup ini, juga merupakan hal yang membuat saya bertahan di ODOP. Tidak ada standar penulisan baku. Karena tujuan grup ini adalah membiasakan menulis. Isi tulisan boleh apa saja dan boleh berapa pun panjangnya. Bahkan, walau hanya lima kalimat pendek saja.
Pendukung lainnya bagi kelancaran program ODOP ini di antaranya:
1. Wifi dan sinyalnya yang stabil. Kalau sinyal lagi ngedrop, semangat pun turun.
2. Aplikasi blogger di hape. Dengan aplikasi ini, saya tidak perlu membuka dulu laptop untuk menulis. Sehingga bisa dilakukan sambil ngASI. Tapi jika kondisi hape lagi nge-hang atau ada beberapa data yang harus dicari di laptop, tetap saja aplikasi ini tidak membantu.
3. Anak-anak saat kondisinya mendukung. Kondisi anak-anak yang mendukung itu adalah saat mereka sehat, punya kegiatan mandiri, serta dengan sukarela membantu pekerjaan rumah sang ibu.
4. Sang bayi saat tidurnya nyenyak dan anteng main sama kakak-kakaknya.
Walau berbagai kondisi di atas tidak selalu stabil. Tapi semangat ber-ODOP selalu diupayakan stabil. Sehingga walau masih banyak bolong, semangat menulis tetap membara...hee...
#ODOPfor99days
#day67
Manajemen Gizi Keluarga Jelang Ramadhan
Materi ini diawali dengan penjelasan tentang gizi secara umum. Lienda -panggilan akrab Nurlienda- menjelaskan bahwa "Gizi" berasal dari bahasa arab, yaitu "Gidza" yang berarti "makanan". Menurut dialek Mesir "Gidza" dibaca ""Gidzi". Gizi sendiri adalah proses menggunakan makanan yang dikonsumsi melalui proses penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan. Selanjutnya Lienda menegaskan kembali 4 Pilar Gizi Seimbang, yaitu:
1. Mengkonsumsi makanan yang beragam
2. Membiasakan perilaku hidup bersih
3. Melakukan aktifitas fisik
4. Pertahankan berat badan normal
Lienda pun mengingatkan 10 pesan gizi seimbang, yang terlihat dalam gambar berikut ini
Mengutip QS Abasa ayat 4, yang artinya "Maka hendaklah manusia memperhatikan makanannya", Lienda mengajak semua peserta untuk mengevaluasi pola gizi seimbang di keluarga sebagai bagian dari upaya kita mengamalkan ayat tersebut. Karena ternyata, cara atau pola makan yang salah adalah penyebab utama kanker usus besar, darah tinggi, kencing manis, stroke, asam urat, dan berbagai penyakit lainnya. Dengan kita menjaga pola makan, kita telah berupaya mengamalkan salah satu ajaran Islam dan bonusnya kesehatan kita lebih terjaga.
Selanjutnya Lienda menampilkan gambar makanan favorit keluarga kebanyakan. Dan gambar itu mengundang senyum para ibu-ibu. Tidak sedikit yang tertawa malu membenarkan apa yang dikatakan gambar tersebut.
Materi berlanjut pada Pengaturan Jelang Shaum. Menurut Lienda, saat shaum sebenarnya kita tidak mengurangi makan, hanya merubah waktu makan kita. Sarapan yang biasa dilakukan pagi hari berubah menjadi Sahur yang dilakukan dini hari. Makan Siang yang biasa dilakukan tengah hari berubah menjadi Ifthar yang dilakukan saat bedug maghrib. Dan Makan Malam yang biasa dilakukan pada petang hari berubah menjadi malam hari.
3 hal penting dalam manajemen menu saat Ramadhan adalah: aplikasi, bumbu dasar, serta menyusun menu. Mengenai penyusunan menu setidaknya ada 5 prinsip yang harus diperhatikan :
1. Halal dan baik (sesuai QS al-Baqarah ayat 168)
2. Bergizi
3. Beranekaragam
4. Seimbang sesuai kebutuhan
5. Aman
Dalam menyusun menu alangkah baiknya jika kita memiliki master menu yang merupakan panduan dalam menyusun menu dengan pola yang bisa disesuaikan, apakah berganti setiap 5, 7, 10, atau bahkan 30 hari. Master menu terdiri atas, makanan pokok, lauk nabati/hewani, buah, dan sayur. Hal penting selanjutnya adalah bumbu dasar. Ini merupaka senjata ampuh di dapur kita dalam menyusun menu. Mengenai bumbu dasar ini, saya punya pengalaman sendiri yang akan coba saya tuangkan dalam tulisan berbeda.
Ada dua waktu makan yang utama saat Ramadhan, yaitu saat sahur dan berbuka. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat sahur adalah :
1. Pilih makanan yang berkarbohidrat kompleks
2. Mengandung protein
3. Konsumsi sayur dan buah agar kebutuhan serat 25-30gram/hari dapat terpenuhi
4. Minumlah yang banyak. Usahakan kebutuhan 8 gelas per hari dapat terpenuhi saat sahur dan berbuka
5. Hindari makanan yang mengandung natrium tinggi
Adapaun saat berbuka, yang harus diperhatikan adalah
1. Jangan pilih asal manis, usahakan makanan dengan pemanis alami bukan pemanis buatan. Lebih disarankan buah-buahan yang manis, terutama kurma.
2. Gunakan pola makan seperti saat sahur dengan porsi secukupnya dan tidak berlebih
3. Jangan terlalu banyak yang mengandung lemak/gorengan
4. Minum yang cukup
Lienda juga memberikan tips untuk ibu-ibu hamil dan menyusui saat shaum yang terlihat dalam gambar berikut ini,
Di akhir sesi Lienda menyampaikan sebuah quote,
"Ramadhan bukan hanya untuk mengubah kebiasaan makan, tapi mengubah diri kita menjadi lebih baik"
#ODOPfor99days
#day61
Senin, 04 April 2016
Keep Writing
Alhamdulillah dapat kiriman foto ini pada tanggal 1 April dari seorang teman. Rupanya ini adalah tulisan saya yang dimuat di Majalah Risalah edisi bulan April. Saya sendiri belum menerima pemberitahuannya. Dan rasanya bahagia sekali.
Setelah sekian lama tulisan saya tidak lagi nongkrong di Majalah ini. Kini, akhirnya ada lagi tulisan saya yang dimuat. Dulu, saat kuliah tingkat 1, saya rajin mengisi rubrik "bunayya" di Majalah ini. Namun, karena kesibukan kuliah serta lanjut menikah di tengah-tengah kuliah, akhirnya kegiatan itu tersendat. Sempat kembali mengisi beberapa kali setelah menikah, namun tidak rutin.
Setelah melihat semangat anak-anak terutama Ira dalam menulis. Saya pun kembali tergerak untuk menulis lagi. Dengan menggunakan sarana ODOP for 99 days sebagai latihan, saya mulai belajar merutinkan kembali menulis walau dengan berbagai kendala.
Alhamdulillah dengan bergabung di grup ODOP for 99 days, semangat menulis yang naik turun bisa terus dipertahankan dengan hadirnya para cheerleader yang senantiasa mengawal semangat saya dalam menulis. Semoga kebiasaan menulis kembali hadir dan saya tidak DO dari grup ODOP for 99 days.
Terakhir, ada sebuah syair Arab yang selalu menjadi penyemangat saya untuk menulis.
العلم صيد و الكتابة قيده. قيد صيودك بالحبال الواثقة
"Ilmu itu bagaikan buruan dan Menulis adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat".
#ODOPfor99days
#day66