Senin, 10 Februari 2014

Lomba Tahfidz

Kegiatan menghafal al-Qur'an merupakan salah satu materi penting yang kami ajarkan di rumah sejak dini. Termotivasi oleh janji Allah untuk menjaga kesucian al-Qur'an dengan melahirkan para penghafal al-Qur'an di muka bumi ini. Pada usia batita, kegiatan menghafal al-Qur'an lebih banyak dilakukan dengan metode tasmi', yaitu memperdengarkan bacaan al-Qur'an di depan anak-anak. Alhamdulillah, anak-anak terlihat enjoy dengan kegiatan ini.

Kebiasaan menghafal al-Qur'an saat anak memasuki usia 5 tahun, berubah menggunakan metode membaca dan menghafal. Dengan kontinuitas kegiatan ini, dalam usia dini anak-anak sudah mampu menghafal beberapa surat dalam Juz 30. Potensi ini cukup menarik perhatian guru Agama Bani saat dia masuk sekolah. Maka, walau dia masih di kelas 1 SD waktu itu, gurunya dengan percaya diri mengikutsertakan Bani dalam lomba Tahfidz antar Sekolah Dasar di tingkat Kecamatan. Padahal dari sekolah lain, rata-rata siswa yang diikutsertakan adalah siswa kelas 5 dan 6 SD.

Sebelumnya, Bani pernah juga mengikuti lomba Tahfidz di Madrasah Diniyyah tempat dia mengaji. Dengan lawan bertanding yang usianya lebih besar, Bani berhasil mejadi Juara 1. Pengalaman inilah yang kemudian membuatnya merasa percaya diri dalam menghadapi lomba Tahfidz di sekolahnya. Dengan bekal rasa percaya diri tersebut, akhirnya Bani pun menjadi juara 1 di tingkat Kecamatan.

Setelah lomba tersebut, Bani pun berulangkali mengikuti lomba Tahfidz dalam berbagai event. Dari 7 lomba yang pernah dia ikuti, hanya pada 2 lomba Bani tidak mendapatkan peringkat juara. Prestasi inilah yang sepertinya membuat Bani menetapkan cita-citanya sebagai HAFIDZ AL-QUR'AN. Dia pun menuliskan besar2 di kamarnya kalau dirinya bercita-cita menjadi Hafidz al-Qur'an.

Saya sendiri mulai bertanya-tanya, apakah ini yang disebut fase mulai menentukan fokus pada anak Homeschooling? Saya pun mulai membantunya mencari lembaga yang bisa membantu Bani mengeksplorasi minatnya. Namun, hingga hari ini kami belum menemukan lembaga yang tepat. Atas saran seorang teman, maka kami pun memulainya dari rumah. Kondisi Bani yang tidak bersekolah katanya, merupakan peluang besar untuk mengeksplorasi minatnya pada hafalan al-Qur'an lebih intensif.

Maka, kami pun membuatkan program serta jadwal latihan yang lebih terstruktur bagi Bani. Sudah dua minggu program ini berjalan, namun belum terlihat mapan karena masih banyak terkendala dengan kondisi waktu saya serta minat Bani yang masih naik-turun. Harapan kami, Bani dapat tumbuh menjadi anak yang sholeh semoga mampu tercapai melalui cita-citanya tersebut. Aamien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar