Dalam Homeschooling (HS) kita akan mendorong anak kita agar dapat menjadi pembelajar mandiri. Mereka akan menumbuhkan belajar sebagai suatu kebutuhan, bukan keharusan. Hal ini kemudian menjadi motivasi bagi saya untuk yakin pada jalur HS. Karena tantangan masa depan membutuhkan orang-orang yang mampu menggali informasi, mengolah dan mewujudkannya sebagai sebuah produk dan bukan sekedar menerima dan menelannya mentah-mentah.
Harapan saya untuk mewujudkan anak menjadi pembelajar mandiri seringkali membuat saya harus menelan kekecewaan. Saat proses belajar tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kekecewaan demi kekecewaan terus saya rasakan, manakala anak saya semakin menghindari proses belajar yang saya harapkan karena pada akhirnya saya cenderung menekan dan memaksa. Saat mengevaluasi, saya sering berpikir lantas apa bedanya saya dengan sekolah? Yang justru telah membuat anak saya stres dan memilih untuk keluar.
Setelah berdiskusi dengan sesama HSer, ternyata untuk menjadi pembelajar mandiri dibutuhkan sebuah proses yang panjang. Proses untuk menyiapkan pembelajar mandiri akan membutuhkan banyak waktu dan tenaga. dan hasilnya tidak dapat kita rasakan langsung. Mungkin dibutuhkan waktu beberapa minggu, beberapa bulan, bahkan hingga beberapa tahun.
Dari diskusi saya mencatat bahwa yang terpenting adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan dan bertahap. Mulai dari kegiatan-kegiatan mudah dan yang terpenting disukai oleh anak-anak. Tugas kita sebagai orangtua adalah menciptakan budaya belajar dengan menyediakan stimulus yang kaya dan sesuai, menyiapkan ruang yang luas untuk eksplorasi, serta memberikan sistem insentif-disinsentif yang konsisten.
Jika oranglain menyukai mie instan, maka HS-er menyukai proses membuatnya (kutip dari teh Maya A Pujiati). Jika orangtua lain sibuk mencari dan memilih sekolah yang bagus untuk anaknya, maka orangtua HS sibuk menciptakan sendiri 'sekolah' tersebut untuk anaknya. Jadi, karena kita telah memilih HS, maka bersiaplah untuk berlelah-lelah, berpeluh-peluh, bahkan mungkin hingga berdarah-darah...
Namun seperti kata pepatah, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Seperti yang dikatakan Mba Lala, hari ini kita mungkin merasa direpotkan dengan anak yang cenderung tergantung kepada kita, tapi suatu hari nanti kita akan merasa sedih saat anak2 seolah tak membutuhkan kita lagi (kira2 begitu... maaf kalau salah, he...).
Semoga inspirasi ini dapat memicu saya untuk tetap semangat di jalur HS, dan mampu menikmati kekecewaan tanpa larut di dalamnya. Seperti prinsip 3M, Mulai dari diri sendiri, Mulai dari yang terkecil, dan Mulai saat ini juga. Allahu Akbar...!!
#ODOPfor99days
#day44
#repost
Tidak ada komentar:
Posting Komentar