Jumat, 27 Mei 2016

Catatan tentang kreatifitas

Tulisan ini merupakan catatan hasil diskusi di Rumah Belajar Cikutra IIP Bandung pada sabtu, 14 Mei 2016 bersama Bunda Sri Haryati dan diulang kembali pada kuliah whatsapp di grup WA IIP Bandung Utara.
Kreatifitas adalah kemampuan untuk memunculkan idea, barang, atau hal yang baru. Kreatifitas bukan dominasi orang yang bergelut di ranah seni. Bagi orang-orang yang bergelut di ranah sains juga social, kreatifitas berlaku jika yang bersangkutan dapat menciptakan idea tau hal baru dalam bidangnya. Produk dari sebuah kreatifitas bisa ide, cara yang tidak biasa, produk yang unik, produk atau cara yang efisien, dan berbeda. Dalam konteks fitah insane adalah bermanfaat untuk umat.

Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa manusia memiliki dimensi kreatif. Ada banyak ayat yang berbicara tentang hal itu. Salah satunya adalah QS al-Baqarah ayat 30-33. Ayat tersebut bercerita tentang penciptaan Adam sebagai manusia pertama yang berperan menjadi Khalifah fil ‘Ardl. Di ayat tersebut digambarkan tentang penciptaan makhluk yang bernama manusia yang diberi kelebihan akal, sehingga mampu menjawab dan menyebutkan nama-nama yang diminta Allah untuk disebutkan. 

Dalam beberapa literature mengatakan bahwa Allah membuat sesuatu dan mampu dilakukan hingga dari sinilah kita perlu meyakini bahwa setiap insane tanpa pengecualian sudah diciptakan Allah dengan DnA berkreasi dalam dirinya. Jadai tidak boleh lagi ada kata “aduh, saya ga kreatif”. Karena itu artinya kurang mensyukuri potensi yang Allah berikan.

Setelah kita “knowing” tentang kreatifitas, kini saatnya “being” dengan BERANI berpikir berbeda, bertindak berbeda, menempuh cara berbeda, dan yang terpenting memiliki manfaat “human and ecological value”.  Karena manusia adalah bagian dari ekosistem yang berkelanjutan dan berkesinambungan atau sustainability. Ayat-ayat Al-Qur’an banyak membahas tentang sustainability ini, lagi-lagi pemeran utamanya adalah manusia sebagai Khalifah fil –Ardl.

Selanjutnya bagaimana  menstimulasi kreatifitas dalam diri anak? Sebetulnya tidak ada formula ABCD atau tahapan 123 tentang menstimulasi kreatifitas. Yang terpenting adalah mau mencoba, berani gagal, tidak patak semangat, berani trial and error, do again, try again, find things differently, modified, innovate, dan have fun. Dan factor terpenting tumbuhnya kreatifitas adalah cinta, passion, minat, bakat fill follow.

Berkreasilah dengan cinta, karena dengan cinta, saat anak berkerasi hingga rumah berantakan serta merusak property, cintalah yang akan meredam kemarahan kita. Untuk memantik ide kreatifitas pada anak-anak kita bisa menggunakan “creative board” yang berlandaskan pada human basic needs, yaitu bergerak aktif, menyukai misteri, menyukai kejutan, serta menyukai keterlibatan.

Cerative board adalah papan aktifitas berisi ide-ide aktifitas yang akan dilakukan bersama anak, bentuknya pake amplop kreasi suka-suka. Setiap amplop diberi judul sesuai kebutuhan. Nah, di setiap amplop anak atau orangtua bisa menyisipkan surat berupa usulan/gagasan aktifitas seuai tema amplop. Buat anak yang sudah bisa menulis dan membaca, biarkan mereka melakukannya melalui tulisan sendiri. Kalau untuk anak yang belum bisa, bisa dikreasikan dengan gambar. Creative board ini bisa menjadi acuan kegiatan untuk orangtua dan anak. Apalagi saat orangtua kehabisan ide. Dan kita bisa memperbaharuinya setiap minggu.

Untuk usia 10 tahun ke atas kita menggunakan metode problem dan project based learning untuk memantik ide kreatifitasnya. Keduanya merupakan jembatan untuk mengasah kreatifitas anak dengan metode deep thinking. Perbedaannya terlihat pada output yang dihasilkan. Jika problem based learning outputnya adalah solusi sedangkan project based learning outputnya adalah produk.


Yang terpenting yang harus dilakukan orangtua adalah menstimulasi kepercayaan dirinya, memberikan tanggapan, selebrasi, terlibat dengan antusiasme, memuji dan mengkritik secara proporsional, meyakinkan dengan sepenuh hati betapa bangganya kita akan usaha dan kesungguhannya. Menjadi cheerleader saat anak-anak merasa “down” serta menyemangati kala mereka mulai kehilangan semangat belajar.

#ODOPfor99days
#day94

Tidak ada komentar:

Posting Komentar