Kamis, 05 Mei 2016

Ibu Mertua, Ibu Keduaku

Saat banyak orang merasa tidak nyaman dengan kehadiran Ibu Mertua atau bahkan merasa takut saat harus hidup berdampingan dengan Ibu Mertua, alhamdulillah saya dijauhkan dari perasaan itu. Sebelum menikah, ketika calon suami mengatakan bahwa kita akan tinggal dekat dengan rumah Mertua, sempat terbersit pikiran tersebut. Namun, berkat keyakinan bahwa semua akan baik-baik saja semua ketakutan dan kekhawatiran itu pun sirna sesaat setelah menikah.

Sebagai seorang menantu, perasaan tidak nyaman juga pernah saya rasakan terhadap Mertua. Terutama saat Beliau "mengkritik" baik tentang perilaku anak-anak atau tentang penataan rumah. Bagaimana pun, Mertua adalah orang yang baru kita kenal. Namun, dengan "kekuasaannya", mereka bisa dengan bebas "merecoki" rumah tangga kita. Ada beberapa catatan yang ingin saya bagi terkait memperbaiki hubungan menantu-mertua.

1. Yakinkan bahwa mereka juga adalah orangtua kita. Setelah kita menikah, pahamkan dan camkan dalam diri kita bahwa keluarga kita menjadi bertambah. Bukan hanya menambah suami, tapi menambah orangtua juga saudara. Berikan mereka ruang yang sama dalam hati kita, dan berikan pula porsi yang sama dalam do'a kita. Karena ajaran Islam menyatakan bahwa Mertua berada pada posisi yang sama dengan orangtua kandung kita. Artinya berlaku pula hadits yang menyatakan bahwa "Ridlo Allah ada pada ridlo orangtua kita, dan murka Allah ada pada murka orangtua kita".

2. Ingatlah bahwa Mertua kita yang telah berjuang bertahun-tahun mendidik dan membesarkan pasangan kita. Jika hari ini kita mendapatkan suami yang rela berkorban untuk kebahagiaan kita, yang selalu setia membantu pekerjaan kita, yang selalu siap mendengarkan keluh kesah serta tangis kita, yang selalu sedia mengabulkan keinginan kita, ingatlah semua berkat jasa mertua kita. Bertahun-tahun sebelum kita mengenal suami kita, dia hidup dalam belaian dan dekapan orangtuanya yang hari ini menjadi mertua kita. Karena mertua kitalah, suami kita ada. Maka sepantasnya kita haturkan terima kasih kepada Mertua kita dengan memaafkan sedikit kebawelan mereka, serta memaklumi kerewelan mereka.

3. Jadilah teladan untuk anak kita. Bayangkan bahwa anak-anak kita beranjak dewasa dan memiliki pasangan. Sikap seperti apakah yang kita harapkan dari menantu kita nanti? Maka, jadilah teladan bagi anak-anak kita agar mereka mampu bersikap baik terhadap mertuanya kelak. Dan inilah yang sangat saya rasakan. Jika hari ini saya dapat meminimalisir bentrok antara mertua dan menantu, semata-mata karena teladan yang pernah diberikan oleh orangtua saya dulu. Barakallah fihim.

Yuk, menjadi menantu kesayangan mertua karena sikap sayang yang kita tunjukkan pada mereka.

#ODOPfor99days
#day86

Tidak ada komentar:

Posting Komentar