Sebuah istilah unik yang pertama kali saya baca di catatannya Mba Mira Julia. Bapak Rumah Tangga digambarkan oleh Mba Lala, panggilan akrabnya, adalah seorang laki-laki yang tidak lagi membuat batasan yang jelas antara pekerjaan laki-laki dan perempuan, mereka selalu membuka diri terhadap pekerjaan-pekerjaan yang secara tradisional didefinisikan sebagai pekerjaan perempuan. Catatan yang dibuat Mba Lala merujuk pada suaminya sendiri yaitu Mas Sumardiono atau yang akrab dipanggil Mas Aar. Mba Lala menggambarkan bagaimana suaminya itu tidak segan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, memasak, belanja, hingga memandikan dan menyuapi anak-anak. Gambaran ini diperkuat oleh tulisan terakhir Mas Aar di Rumah Inspirasi, Mas Aar mendefiniskan maskulinitas sebagai gagasan tentang penghormatan dan perlindungan kepada pasangan dan keluarga, bukan penampilan fisik.
Membaca tulisan-tulisan tersebut, membuat saya tersenyum sendiri. Teringat akan sosok suami yang tidak jauh beda dengan yang digambarkan. Beliau -suami saya- adalah laki-laki yang tidak gengsi untuk mencuci, tidak enggan untuk memasak sendiri, dan tidak malu untuk membantu menyuapi anak-anak. Dengan empat orang anak dan tanpa ART, keberadaan suami saya sangat besar perannya dalam membantu menyelesaikan pekerjaan Rumah Tangga yang tak pernah usai. Alhamdulillah, kondisi ini beliau tunjukkan sejak awal menikah hingga 12 tahun pernikahan kami kini.
Tanggungjawabnya sebagai Kepala Rumah Tangga tidak hanya ditunjukkan dengan kesiapannya menjadi penanggungjawab materi (baca: nafkah), namun juga ditunjukkan dengan kesigapannya memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anak. Oleh karena itu, anak-anak cenderung dekat dengan ayahnya. Tak jarang Beliau membawa anak-anak ke tempat kerja, sekedar jalan-jalan terutama saat saya sedang memiliki kesibukan.
Beliau juga memberikan keleluasaan agar saya bisa berperan aktif di masyarakat. Beliau selalu mengatakan, bahwa saya bukan hanya miliknya dan anak-anak tapi juga milik umat dan masyarakat. Alhamdulillah, motivasi dan kepercayaan ini yang selalu saya genggam. Sehingga, selalu berusaha menempatkan prioritas dengan tepat. Ada saatnya umat menjadi prioritas ke sekian, tapi adakalanya juga umat menjadi prioritas utama setelah anak-anak.
Beliau meyakini, apa yang dilakukannya masih jauh dari apa yang telah dicontohkan Rasulullah SAW pada umatnya. Sebagai insan yang paling sempurna, Rasulullah SAW selalu mencontohkan agar para Bapak tidak sungkan untuk ikut membantu pekerjaan Rumah Tangga. Rasulullah SAW juga selalu mewasiatkan agar para Bapak selalu memberikan perhatian dan menunjukkan kasih sayang kepada anak-anaknya. Sehingga para Bapak mampu menjadi teladan dan panutan bagi anak-anaknya bukan karena ketegasannya (baca: galak) tapi karena kasih sayangnya.
Semoga, semua pengorbanan yang telah banyak dilakukan suami saya berbuah pahala berlipat di hadapan Allah SWT. Aamiin
#ODOPfor99days
#day33
Maskulin adalah orang yang bertanggung jawab pada keluarganya. Maskulin adalah orang yang bisa memimpin keluarga sebagai satu tim. Lelaki maskulin bukan hanya menjadikan dirinya bintang, tetapi menjadikan pasangan dan anggota keluarganya sebagai bintang-bintang yang menerangi langit.
Membaca tulisan-tulisan tersebut, membuat saya tersenyum sendiri. Teringat akan sosok suami yang tidak jauh beda dengan yang digambarkan. Beliau -suami saya- adalah laki-laki yang tidak gengsi untuk mencuci, tidak enggan untuk memasak sendiri, dan tidak malu untuk membantu menyuapi anak-anak. Dengan empat orang anak dan tanpa ART, keberadaan suami saya sangat besar perannya dalam membantu menyelesaikan pekerjaan Rumah Tangga yang tak pernah usai. Alhamdulillah, kondisi ini beliau tunjukkan sejak awal menikah hingga 12 tahun pernikahan kami kini.
Tanggungjawabnya sebagai Kepala Rumah Tangga tidak hanya ditunjukkan dengan kesiapannya menjadi penanggungjawab materi (baca: nafkah), namun juga ditunjukkan dengan kesigapannya memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anak. Oleh karena itu, anak-anak cenderung dekat dengan ayahnya. Tak jarang Beliau membawa anak-anak ke tempat kerja, sekedar jalan-jalan terutama saat saya sedang memiliki kesibukan.
Beliau juga memberikan keleluasaan agar saya bisa berperan aktif di masyarakat. Beliau selalu mengatakan, bahwa saya bukan hanya miliknya dan anak-anak tapi juga milik umat dan masyarakat. Alhamdulillah, motivasi dan kepercayaan ini yang selalu saya genggam. Sehingga, selalu berusaha menempatkan prioritas dengan tepat. Ada saatnya umat menjadi prioritas ke sekian, tapi adakalanya juga umat menjadi prioritas utama setelah anak-anak.
Beliau meyakini, apa yang dilakukannya masih jauh dari apa yang telah dicontohkan Rasulullah SAW pada umatnya. Sebagai insan yang paling sempurna, Rasulullah SAW selalu mencontohkan agar para Bapak tidak sungkan untuk ikut membantu pekerjaan Rumah Tangga. Rasulullah SAW juga selalu mewasiatkan agar para Bapak selalu memberikan perhatian dan menunjukkan kasih sayang kepada anak-anaknya. Sehingga para Bapak mampu menjadi teladan dan panutan bagi anak-anaknya bukan karena ketegasannya (baca: galak) tapi karena kasih sayangnya.
Semoga, semua pengorbanan yang telah banyak dilakukan suami saya berbuah pahala berlipat di hadapan Allah SWT. Aamiin
#ODOPfor99days
#day33
Tidak ada komentar:
Posting Komentar