Salah satu kekhawatiran kami saat Bani masuk Rumah Qur'an (RQ), adalah ketidaksiapan Bani mengikuti kegiatan-kegiatan Pondok yang dalam bayangan kami pasti padat dan melelahkan. Namun, kekhawatiran itu tidak terbukti. Alhamdulillah, hingga hari ini Bani tampak asyik dan senang mengikuti program di RQ. Bahkan ada banyak pengalaman baru yang dia dapatkan selama 7 bulan di sana.
Selama Bani di RQ, sudah dua kali dia pulang dengan membawa pakaian yang sobek. Pertama, dia membawa baju koko biru tua yang sobek bagian depannya. Saat ditanya mengapa bisa begitu, dengan enteng Bani menjawab, tersangkut di pohon. Hingga akhirnya dia bercerita, bahwa dia dan teman-teman pondok yang laki-laki berlomba naik pohon kersen. Sayang, bajunya tersangkut hingga akhirnya sobek. Mengomentari hal itu, ayah hanya mengatakan, lain kali naik pohonnya pakai kaos jangan pakai baju koko, sayang katanya kalau sobek...hihi...
Kejadian kedua, Bani pulang dengan membawa celana panjang yang sobek di bagian lututnya. Padahal itu adalah celana baru yang dijahit sebelum dia masuk RQ. Kali ini Bani bercerita bahwa dia jatuh saat loncat dari mobil bak terbuka tumpangannya. Ceritanya waktu itu dia izin keluar bersama temannya untuk membeli beberapa keperluan. Karena jarak yang cukup jauh dan tidak ada kendaraan umum, pulang dari toko mereka menumpang sebuah mobil bak terbuka. Sayang saat loncat turun dari mobil, Bani terjatuh dan akibatnya celana Bani sobek. Kali ini komentar ayah tidak kalah enteng. Dia hanya mengatakan, lain kali belajarlah teknik yang tepat agar saat loncat itu tidak kemudian jatuh...haha...
Selain kedua cerita itu, ada banyak cerita-cerita "konyol" lainnya tentang keseharian Bani di RQ. Pernah suatu kali Bani dan teman-temannya iseng merubuhkan pohon pisang di kebun tetangga. Hingga akhirnya mereka mendapatkan hukuman. Ada juga cerita hujan-hujanan, futsal bareng, atau jalan-jalan bareng santri RQ dan ustadznya yang lupa membawa uang. Hingga akhirnya kehausan dan kelaparan di jalan.
Cerita-cerita Bani tentang keseharian dia di RQ bersama ustadz dan teman-temannya tak jarang membuat ummi khawatir. Walau demikian, ayah selalu menanggapinya dengan enteng. Sehingga, kekhawatiran ummi pun dapat diredam.
Satu hal yang membuat kami tenang, setidaknya kejadian-kejadian tersebut memperlihatkan bahwa program dan kegiatan di Pondok masih "manusiawi", dalam arti tetap memberikan ruang agar anak dapat bermain bebas, mengekspresikan rasa ingin tahunya, serta mengeksplorasi lingkungannya. Sehingga kegiatan menghafal al-Qur'an akan tetap dinikmati anak-anak tanpa adanya beban dan tekanan. Semoga....Aamiin.
#ODOPfor99days
#day29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar