Selasa, 16 Februari 2016

Kisah Qarun; Mulia di Dunia, Hina di Akhirat

Sumber Foto: mujahidah231.blogspot.com
Diceritakan dalam QS al-Qashash mulai ayat 67 tentang Qarun yang dikaruniai harta berlimpah oleh Allah SWT. Qarun adalah salah seorang dari Bani Israil, kaumnya Nabi Musa. Beberapa ahli tafsir menyebutkan bahwa Qarun masih saudara dekat Nabi Musa. Dia adalah salah satu dari pengikut Musa yang pernah diselamatkan dari kejaran Fir’aun melalui Mu’jizat terbelahnya Laut Merah.
Kepada Qarun, Allah memberikan kelapangan dalam hartanya. Sehingga digambarkan oleh Allah, bahwa untuk membawa kunci-kunci tempat penyimpanan hartanya dibutuhkan banyak orang. Namun, diceritakan pula dalam ayat tersebut, bahwa karunia Allah itu diterima Qarun dengan sifat Bagha’, yaitu sombong. Bagha’ dalam Bahasa Arab menunjukkan sifat yang sombong dan sewenang-wenang. 


Dalam Tafsir Al-Azhar Juz XX, Buya Hamka menjelaskan,

“Oleh karena telah kaya raya itulah dia berlaku sewenang-wenang kepada kaumnya. Karena dia telah duduk di puncak tinggi kekayaan, orang yang miskin dipandangnya hina dan rendah. Mungkin juga kalau dia membeli barang-barang kepunyaan si miskin, dibelinya murah-murah. Kalau dia memberi upah, diberinya upah kecil. Kalau dia member, diberinya sedikit saja, sehingga tidak mencukupi. Kalau orang datang akan meminta sesuatu, dari jauh dia sudah tahu. Lalu dia menyatakan kekesalannya, tidak mau diganggu! Kalau dia berjanji akan member, diundur-undurnya janji itu sampai orang yang menagih janji itu jadi bosan. Semuanya itu adalah termasuk perangai orang telah digila oleh kekayaannya. Sedemikian itu adalah kesewenang-wenangan belaka.”


Karena kekayaan dan penampilannya, banyak orang yang berdecak kagum melihat Qarun. Siapa yang tidak tergiur dengan harta yang melimpah, semua kebutuhan terpenuhi, keinginan pun mudah tercapai. Sehingga banyak yang memuji, memuja, bahkan bermimpi ingin seperti Qarun. Dia mendapatkan kedudukan yang mulia di hadapan masyarakatnya.

Karena sifat Qarun yang Bagha', maka Allah mengutus Nabi Musa untuk memberi peringatan kepadanya. Namun, Qarun malah mengatakan bahwa harta yang dimilikinya adalah hasil kerja kerasnya selama ini. Sehingga dia merasa wajar jika ingin melindungi hak miliknya. Allah pun murka akan sikap kufur nikmat yang diperlihatkan Qarun. Dalam ayat 81 Surat al-Qashash, Allah memberikan azab dengan membenamkan Qarun beserta hartanya ke dalam bumi. Sehingga, orang-orang yang sebelumnya berangan-angan ingin seperti Qarun tersadar, bahwa sikap kufur nikmat tidak mendatangkan keberuntungan.

Kisah ini memberikan pelajaran berharga, bahwa kemuliaan hidup di dunia yang ditandai dengan puja dan puji dari orang-orang sekitar, kedudukan terhormat, atau harta yang banyak bukanlah tanda kemuliaan hakiki. Karena kemuliaan hakiki hanyalah bagi orang yang mampu beramal sholeh selama hidup di dunia.

#ODOPfor99days
#day31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar