Kita sudah banyak membahas mengenai stimulasi membaca dan menulis pada tulisan-tulisan sebelumnya. Lantas, muncul pertanyaan bagaimana dengan stimulasi membaca al-Qur'an yang termasuk bahasa asing bagi kita dengan huruf yang berbeda pula dengan tulisani kita.
Sebenarnya tidak ada yang berbeda dengan stimulasi membaca pada umumnya, stimulasi membaca al-Qur'an bisa juga dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang serupa. Dan yang terpenting tidak perlu mengkhawatirkan perbedaan huruf serta bahasa, karena Allah telah menjamin bahwa Al-Qur'an itu cocok untuk setiap bangsa dan generasi. Dan merupakan salah satu mu'jizat al-Qur'an bahwa isinya akan mampu dibaca dan dihafal bahkan oleh orang yang tidak memahami artinya.
Bahkan, stimulasi al-Qur'an akan sangat baik dilakukan sejak di dalam kandungan. Bacaan al-Qur'an (tilawah) mampu memberikan ketenangan hati manakala dilakukan dengan penuh keikhlasan. Dan itu akan menjadi stimulasi yang paling baik bagi perkembangan janin. Sebaiknya tilawah dilakukan langsung oleh calon ibu atau calon ayah dan tidak mewakilkannya pada audio murottal para imam tilawah. Karena akan lebih mendekatkan janin dengan calon orangtuanya. Kegiatan tilawah dilanjutkan saat bayi sudah lahir. Semakin sering akan semakin mengakrabkan anak kita dengan al-Qur'an. Saat muncul kesiapan anak untuk belajar membaca sendiri, barulah kita mulai mengenalkan anak dengan bahasa tulisannya.
Beberapa orang berpendapat bahwa mengajarkan membaca al-Qur'an sebaiknya tidak berbarengan dengan mengajarkan membaca latin. Namun, berdasarkan pengalaman kami, hal itu tidaklah masalah. Ketiga anak kami yang paling besar memulai belajar mengenal tulisan dalam al-Qur'an bersamaan dengan kegiatan mereka belajar membaca. Hasilnya, tidak ada masalah, bahkan seringkali saling mendukung. Sehingga, saat anak mulai bisa membaca sendiri, dia pun mulai bisa membaca sendiri tulisan dalam al-Qur'an.
Untuk metode belajar membaca al-Qur'an hingga kini kami tetap menggunakan metode IQRA' yang bukunya terdiri dari enam jilid. Meskipun banyak metode lain yang menawarkan berbagai pendekatan, namun bagi kami metode IQRA' tetap yang paling cocok. Karena metode IQRA' menawarkan sistematika yang mudah, runut, dan lengkap. Meskipun memakai panduan yang sama, namun cara kami mengajarkannya kepada anak-anak berbeda disesuaikan dengan cara dan gaya belajar mereka. Inilah salah satu kelebihan IQRA' yang menawarkan fleksibilitas dalam metode belajarnya.
Pada Bani, anak pertama kami pengenalan huruf lebih banyak dilakukan melalui poster hijaiyyah yang ditempel di dinding. Tahap selanjutnya, karena Bani cenderung aktif, maka pembelajaran IQRA' dilakukan melalui game kartu IQRA'. Biasanya potongan-potongan kalimat latihan yang ada dalam IQRA' kami tuliskan dalam kartu-kartu yang kemudian dimainkan bersama Bani. Pada tahap selanjutnya kalimat-kalimat latihan itu kami print ulang dan ditempel sebagai poster di seluruh ruangan untuk dijadikan bahan bermain dengan Bani.
Berbeda dengan Bani, Ira yang cenderung lebih tenang menjalani pembelajaran IQRA'nya dengan metode belajar privat yang langsung menggunakan buku IQRA'. Lain lagi Naura, yang menggunakan kombinasi metode yang digunakan pada kakak-kakaknya. Sehingga, ketiganya mampu membaca al-Qur'an sendiri bersamaan dengan kemampuan membaca.
#ODOPfor99days
#day26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar