Kamis, 28 Januari 2016

Bahasa Pertama

Ilutrasi
Betapa senangnya Sholeh, saat kepulangannya disambut dengan celoteh dan gelak tawa si kecil. Rasa lelah dan penat setelah bekerja seharian penuh mendadak hilang. Apalagi saat si kecil 2 tahunnya mulai menyanyi dengan gaya dan lafal yang lucu dan menggemaskan. Padahal anak tetangga yang seusianya belum dapat melakukan itu. Hal ini memberikan kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri yang seringkali dirindukan saat dia tidak ada di samping si kecil.

Masa 2 tahun memang merupakan masa yang pesat bagi perkembangan bicara dan berbahasa anak. Banyak kosakata baru yang mulai dapat diucapkan pada masa ini meskipun pelafalannya masih belum jelas dan benar. Sebenarnya perkembangan bahasa sudah dimulai sejak anak lahir. Perkembangan bahasa pada anak dimulai dengan bahasa tangisan, isyarat, kemudian ocehan, dan celoteh. Biasanya saat anak menginjak usia satu tahun anak mulai dapat mengucapkan satu atau dua buah kata sebagai kata pertamanya.

Perkembangan bahasa pada setiap anak akan berbeda tergantung berbagai hal. Menurut para ahli, perkembangan bahasa anak terkait erat dengan kapasitas intelegensi atau kecerdasannya. Namun, rangsangan dan latihan dari lingkungan juga turut mendukung terhadap perkembangan bahasa. Anak yang sering diajak berbicara dan mengobrol, sering mendengarkan orang berbicara cenderung lebih cepat menguasai kemampuan berbicara dibandingkan anak yang tidak mendapatkan rangsangan.

Ajaklah anak untuk ngobrol
Bahasa pertama pada anak merupakan tiruan dari apa yang dia dengar dari lingkungannya. Semakin banyak dan semakin sering anak mendengar, maka akan semakin banyak kata yang dia kuasai. Untuk itu mengajak anak anda berkomunikasi, ngobrol, dan bercerita merupakan salah satu sarana penting dalam mengajarkan anak berbicara.

Berbicara pada anak tidak hanya dilakukan pada anak yang sudah agak besar, namun juga pada bayi yang baru lahir. Tangisan, isyarat, ocehan, serta celoteh bayi merupakan awal dari perkembangan bahasa. Pada masa tersebut bayi sedang belajar mengendalikan suara sehingga menghasilkan bunyi yang berbeda-beda. Dengan rangsangan yang diberikan oleh orangtua lewat obrolan dan komunikasi dengan bayi, maka dapat mempercepat proses belajar dan mendorong munculnya keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Biasanya bayi lebih sering berceloteh saat ada orang yang berceloteh atau mengajaknya berbicara dibandingkan saat bayi sendirian.

Jangan gunakan “bahasa bayi"
Pada masa perkembangan berbicara, orangtua adalah contoh utama dalam berbicara. Oleh karena itu, berbicaralah dengan bahasa yang baik. Sebaiknya orangtua tidak lagi menggunakan “bahasa bayi” saat si kecil sudah mulai dapat mengucapkan beberapa kata. Perkembangan bahasa anak akan terhambat, bila orangtua tidak menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Konsisten dalam menggunakan bahasa
Hal lain yang tidak kalah penting dalam mengajarkan anak berbicara adalah konsistensi penggunaan bahasa. Baik bahasa daerah, bahasa nasional, ataupun bahasa asing yang dijadikan bahasa ibu bagi anak, yang terpenting adalah orangtua konsisten dan berusaha menggunakan bahasa yang baik dan benar. Fenomena yang terjadi pada masyarakat kita (baca: masyarakat sunda), banyak orangtua yang memaksakan anaknya untuk menggunakan bahasa nasional sebagai bahasa ibu namun dengan logat dan struktur kata bahasa sunda. Kondisi tersebut bisa jadi merupakan salah satu faktor penyebab keterlambatan kemampuan berbicara pada anak.

Jangan paksakan anak
Setiap anak lahir dengan kapasitas dan karakteristik yang unik, sehingga pola perkembangan dan pertumbuhannya pun cenderung unik. Terdapat pola umum dalam perkembangan, namun tidak berarti setiap anak harus dapat mengikuti pola tersebut. Ada anak yang cenderung mendahulukan perkembangan kemampuan psikomotorik, seperti berjalan. Ada pula yang cenderung mengutamakan perkembangan biologis, seperti pertumbuhan gigi dan tulang, dan ada pula yang cenderung mengutamakan perkembangan kognitif, seperti berbicara.

Untuk itu orangtua tidak perlu terlalu merasa takut dan khawatir bila anaknya mengalami keterlambatan dalam berbicara. Yang paling penting sebagai orangtua, kita terus memberikan rangsangan dan kesempatan. Jangan selalu membanding-bandingkan anak anda dengan anak yang lain, apalagi memaksanya untuk menguasai keterampilan tertentu. Hal tersebut akan berdampak pada kondisi psikologis anak yang merasa tidak diterima apa adanya oleh lingkungannya.

#ODOPfor99days
#day19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar