Sejak Bani mondok di Rumah Qur'an dan Ira belajar di RTA Nur Madinah, di pagi hari Naura menjadi murid satu-satunya di rumah. Kesepian sangat tampak pada Naura. Dia yang biasanya belajar ditemani kakak-kakaknya, kini hanya ditemani ummi saja. Naura pun berulangkali mengutarakan keinginannya untuk sekolah.
Saat Ira mendaftar ke RTA Nur Madinah, Naura juga sempat ditawari. Namun Naura tidak mau dengan alasan tidak ada perosotan di sana. Keinginan Naura bersekolah memang lebih karena tertarik dengan berbagai mainan yang biasa dilihatnya di TK-TK, terutama perosotan. Makanya saat dibawa jalan-jalan ke Taman Superhero yang ada perosotannya, Naura dengan serius bilang, aku sekolahnya di sini saja. Nanti kalau ke sini lagi tinggal bawa buku, crayon dan lainnya ya....hee...begitulah Naura.
Saat kami memilih HS untuk Bani, kami tidak pernah menutup kesempatan bersekolah bagi adik-adiknya bahkan bagi Bani juga. Karena, kami tidak memandang bahwa pilihan HS adalah harga mati. HS adalah pilihan terbaik bagi kami saat ini, namun belum tentu di saat yang lain. Oleh karena itu, keinginan Naura untuk bersekolah tidak masalah bagi kami.
Hanya masalahnya, sekarang ini adalah pertengahan tahun ajaran sekolah. Sehingga tidak ada yang siap menerima Naura langsung sebagai murid baru. Sedangkan Naura "keukeuh" ingin sekolah. Maka, kami pun mengajak Naura memikirkan solusinya. Eh, ternyata dia punya usul untuk membuat sekolah sendiri. Dia bilang akan mengajak anak-anak tetangga yang belum bersekolah untuk sekolah di rumahnya.
Ide ini cukup menantang bagi kami, mengingat rumah kami yang kecil. Namun, kami setuju dengan usul tersebut. Tinggal bagaimana mewujudkannya. Walau sebelumnya memang sering Naura mengajak teman-temannya bermain bersama di rumah. Sekarang PR kami adalah menata rumah agar nyaman menerima murid-murid Naura..hee...
#ODOPfor99days #day3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar