Kamis, 21 Januari 2016

Stimulasi Membaca dan Menulis Pada Anak (Part 4)

Lanjutkan Dengan Belajar Menulis
Sama seperti pada stimulasi membaca, stimulasi menulis pun akan lebih baik jika dilakukan sedini mungkin. Stimulasi belajar menulis diawali dengan stimulasi motorik halus. Anda dapat membaca lebih lanjut mengenai stimulasi motorik halus pada bayi di sini. dan stimulasi motorik halus pada anak usia 2-3 tahun di sini.

Seperti yang telah dipaparkan dalam tulisan yang lalu, belajar menulis harus diorientasikan bukan hanya pada keterampilan menulis huruf dan kata dengan rapih. Namun, lebih luas dari itu adalah untuk menuangkan ide serta mempengaruhi orang lain.

Untuk itu materi latihan menulis tegak bersambung merupakan salah satu materi yang harus dikaji ulang fungsinya. Karena tidak siginifikan dengan kebutuhan optimalisasi perkembangan anak. Jika orientasinya latihan motorik halus (fine motor skill). Maka ada banyak stimulus lain yang lebih bermakna dibandingkan hal tersebut.
Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan dalam stimulasi menulis pada anak adalah :
1. Menulis pesan
Mulailah belajar menulis dengan belajar menyampaikan pesan melalui tulisan. Gantung kertas catatan kecil di pintu rumah atau di pintu kamar sebagai saran menuliskan pesan. Misalnya saat orangtua akan pergi, tuliskan pesan kepada anak-anak yang mengingatkan mereka akan waktu sholat serta makan siang.
2. Menceritakan kembali isi buku
Ajak anak-anak untuk menceritakan kembali buku kesukaannya. Lakukan dengan dialog dua arah. Awalnya proses menceritakan kembali dilakukan secara lisan. Kami menamainya tahap menulis lisan. Ajak mereka mengungkapkan hal-hal yang menarik menurut mereka dari buku tersebut. Setelah tahap menulis lisan ini lancar, barulah beranjak pada menulis tulisan.
Pada anak-anak kami, biasanya mereka mulai dengan menuliskan ulang isi cerita di bukunya. Selanjutnya mereka belajar menuliskan hal-hal yang menarik menurut mereka. Berlanjut pada komentar mereka tentang buku tersebut serta hikmah yang bisa mereka petik.
3. Menceritakan pengalaman pribadi
Setelah anak-anak bisa membaca, berikan mereka buku catatan harian (diary). Ajak mereka menceritakan pengalaman serta perasaan mereka dalam buku itu.
4. Menulis imajinasi
Anak-anak adalah seorang pemimpi ulung. Imajinasi mereka seringkali sampai di luar nalar kita. Bahkan pada beberapa anak, mereka sampai memiliki teman khayalan.
Saat anak-anak menceritakan imajinasi mereka tentang apa pun, ajak mereka untuk menuliskannya. Awalnya orangtua yang menuliskannya. Setelah itu perlihatkan kepada anak-anak. Biarkan mereka merasakan keseruan saat imajinasi mereka dituangkan dalam tulisan. Selanjutnya ajaklah mereka menuliskannya secara mandiri.
#ODOPfor99days #day15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar