Senin, 04 Januari 2016

Negeri 5 Menara

Ahmad Fuadi dalam trilogi novel Negeri 5 Menara dinilai banyak kalangan telah berhasil menggambarkan Pesantren sebagai tempat yang asyik dan layak untuk dipilih sebagai tempat belajar. Diawali dengan kisah sang tokoh utama yang terpaksa masuk Pesantren hingga akhirnya dia mampu meraih satu persatu semua yang dicita-citakannya berbekal ilmu dan hikmah yang didapatkannya dari Pesantren. Novel ini juga menggambarkan bahwa lulusan Pesantren dapat menjadi apa saja yang dia mau, bahkan memiliki nilai plus karna muatan iman dan akhlaqnya.


Gambaran-gambaran itulah yang kemudian memikat Bani. Hingga dia pun bercita-cita untuk mondok di Gontor. Bahkan saat ayahnya tugas ke daerah Jawa Timur, dia berpesan agar ayahnya memotret Pondok Gontor. Namun, karena berbeda jalur akhirnya pesanan itu tidak terkabulkan.


Ada perasaan berat dalam hati kami saat Bani menyatakan keinginan untuk mondok. Kami juga lulusan Pesantren, namun bukan pondok. Pesantren tempat kami dulu belajar, memiliki jam belajar yang sama dengan sekolah biasa lainnya namun materi dan kurikulum khas gaya Pesantren. "Mondok" menurut kami merupakan hal yang kontra produktif dengan ilmu yang diamanatkan oleh Pesantren. Karena justru terkesan menjauhkan anak dari lingkungan masyarakat. Pada beberapa kasus yang kami temui, anak2 lulusan pondok mengalami "gagap" saat harus berhadapan dengan langsung masyarakat. 


Karena itu, keinginan Bani untuk mondok tentu saja bersebrangan dengan cita-cita kami. Namun, karena keinginan itu berulang kali diungkapkannya. Kami pun mencoba membuka diri akan wacana "mondok", dan memberikan peluang untuk itu dengan syarat setelah lewat usia 14 tahun. 


Namun, kita hanya bisa merencana. Ternyata, akhirnya Bani memilih mondok di usia 10 tahun. Sejak Juli 2015 kemarin, Bani resmi menjadi santri di Pesantren hafidz qur'an yaitu Rumah Qur'an. Keinginannya untuk hafal alqur'an mendorong Bani memutuskan hal ini. Sebelumnya sudah ada beberapa pondok qur'an yang menjadi alternatif. Namun, akhirnya pilihan jatuh pada Rumah Qur'an karena dekat dan kami mengenal baik pengurusnya.


Selain memutuskan untuk mondok, novel ini juga menginspirasi Bani untuk belajar membuat pemetaan hidup. Tentang peta hidup Bani, akan kami coba ceritakan dalam tulisan berikutnya tentang Bani


#ODOPfor99days #day1



Tidak ada komentar:

Posting Komentar